Cisarua: Kemenpora mulai Kamis (27/9) malam mengadakan Sosialisasi Senam Diabetes Mellitus (DM), di Permana Alam, Cisarua, Kabupaten Bogor. Kepada Kadispora se Indonesia ini yang ikut kegiatan ini diharapkan dapat menyosialisasikan Senam Diabetes Mellitus di daerah masing-masing. Para penderita DM juga dapat memanfaatkan gerakan senam ini, kalau dilakukan dengan benar dapat memberikan efek positif salahsatunya mengontrol gula darah penderita DM
Kegiatan yang dibuka Kepala Pusat Pengembangan IPTEK dan Kesehatan
Olahraga Nasional dr. Bayu Rahardian ini, kepada para peserta
diperlihatkan langsung demontrasi senam dari tim senam Kemenpora.
Gerakannya sederhana, dengan durasi 32 menit, terdiri dari, gerakan
pemanasan 8 menit, gerakan inti 17 menit dan gerakan pendingin 7 menit.
Dalam sambutannya Bayu mengatakan penderita DM di Indonesia cukup
besar, dan masih banyak masyarakat kita belum memahami benar
penyakitnya, sehingga penanganannya sering salah, sehingga berakibat
fatal. Diabetes Mellitus atau kencing manis yaitu gangguan metabolisme
gula dalam tubuh."Jumlah penderita sangat besar, dan dari berbagai
kalangan," ujar Bayu. Untuk itu lanjut Bayu, kemenpora merasa terpanggil
turut serta mengatasi problema masyarakat itu, dengan mengkreasikan
senam sehat DM. Acara sosialisasi, akan berlangsung hingga tanggal 29
September mendatang. (win)
(http://kemenpora.go.id/index/preview/berita/6496)
Diabetes Mellitus???
Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai adanya DM jika seseorang mengalami keluhan klasik DM berupa:
Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini:
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia – PERKENI tahun 2011
Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai adanya DM jika seseorang mengalami keluhan klasik DM berupa:
- poliuria (banyak berkemih)
- polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
- polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
- penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
- lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
- penglihatan kabur
- penyembuhan luka yang buruk
- disfungsi ereksi pada pasien pria
- gatal pada kelamin pasien wanita
Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini:
- Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL
- Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL
- Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200 mg/dL
- Pemeriksaan HbA1C ≥ 6.5%
- Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir pasien.
- Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8 jam.
- TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan.
- Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL dan kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO < 140 mg/dL
- Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO antara 140 – 199 mg/dL
Bukan DM | Belum Pasti DM | DM | ||
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dL) | Plasma vena | <100 | 100-199 | ≥200 |
Darah kapiler | <90 | 90-199 | ≥200 | |
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL) | Plasma vena | <100 | 100-125 | ≥126 |
Darah kapiler | <90 | 90-99 | ≥100 |
No comments:
Post a Comment