Friday 28 September 2012

SOSIALISASI SENAM DIADETES MELLITUS


 Cisarua: Kemenpora mulai Kamis (27/9) malam mengadakan Sosialisasi Senam Diabetes Mellitus (DM), di Permana Alam, Cisarua, Kabupaten Bogor. Kepada Kadispora se Indonesia ini yang ikut kegiatan ini diharapkan dapat menyosialisasikan Senam Diabetes Mellitus  di daerah masing-masing. Para penderita DM  juga dapat memanfaatkan gerakan senam ini, kalau dilakukan dengan benar dapat memberikan efek positif salahsatunya mengontrol gula darah penderita DM

Kegiatan yang dibuka Kepala Pusat Pengembangan IPTEK dan Kesehatan Olahraga Nasional dr. Bayu Rahardian ini, kepada para peserta diperlihatkan langsung demontrasi senam dari tim senam Kemenpora. Gerakannya sederhana, dengan durasi 32 menit, terdiri dari, gerakan pemanasan 8 menit, gerakan inti 17 menit dan gerakan pendingin 7 menit. 

Dalam sambutannya Bayu mengatakan penderita DM di Indonesia cukup besar, dan masih banyak masyarakat kita belum memahami benar penyakitnya, sehingga penanganannya sering salah, sehingga berakibat fatal. Diabetes Mellitus atau kencing manis yaitu gangguan metabolisme gula dalam tubuh."Jumlah penderita sangat besar, dan dari berbagai kalangan," ujar Bayu. Untuk itu lanjut Bayu, kemenpora merasa terpanggil turut serta mengatasi problema masyarakat itu, dengan mengkreasikan senam sehat DM. Acara sosialisasi, akan berlangsung hingga tanggal 29 September mendatang. (win)
(http://kemenpora.go.id/index/preview/berita/6496)
 
Diabetes Mellitus???
Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai adanya DM jika seseorang mengalami keluhan klasik DM berupa:
  • poliuria (banyak berkemih)
  • polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
  • polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
  • penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat diperiksa keluhan tambahan DM berupa:
  • lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
  • penglihatan kabur
  • penyembuhan luka yang buruk
  • disfungsi ereksi pada pasien pria
  • gatal pada kelamin pasien wanita
Diagnosis DM tidak boleh didasarkan atas ditemukannya glukosa pada urin saja. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dari pembuluh darah vena. Sedangkan untuk melihat dan mengontrol hasil terapi dapat dilakukan dengan memeriksa kadar glukosa darah kapiler dengan glukometer.
Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini:
  • Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu  ≥200 mg/dL
  • Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa  ≥126 mg/dL
  • Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200 mg/dL
  • Pemeriksaan HbA1C ≥ 6.5%
Keterangan:
  • Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir pasien.
  • Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8 jam.
  • TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan.
Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal tetapi tidak masuk ke dalam kriteria DM, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes. Yang termasuk ke dalamnya adalah
  • Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL dan  kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO < 140 mg/dL
  • Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO antara 140 – 199 mg/dL
Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM:
    Bukan DM Belum Pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dL) Plasma vena <100 100-199 ≥200
Darah kapiler <90 90-199 ≥200
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL) Plasma vena <100 100-125 ≥126
Darah kapiler <90 90-99 ≥100
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia – PERKENI tahun 2011
 

No comments:

Post a Comment